PARA READER MAUPUN AOTHOR,


BLOG DIPINDAH KE ALAMAT DI BAWAH INI

visit !

http://koreanjapanesestories.wordpress.com

Tuesday, October 19, 2010

My Ex. -Chapter 5- (Fanfic)









by Pinot





Title : My Ex. (-CHAPTER 5-)
Genre : Romance
Casts : JiYeon, Yoo Seung Ho, Hyomin, Kim Byeol
rating : G



-CHAPTER 5-


-Ji Yeon-
Ji Yeon menatap pantulan dirinya di cermin. Ia telah berpakaian rapi. Hari ini hari terakhir ia bisa bersama Seung Ho.
Ji Yeon menghela nafas.
DRRT.. DRRT..
“Hm? Hyomin?” Ji Yeon melihat layar hpnya, “Ah! Aku baru ingat! Hari ini Hyomin akan melakukan pemotretan!”
DRRT.. DRRT..
“Aduh. Bagaimana ini??” Ji Yeon menggigit jari.
“Yo.. yobosseyo.” Akhirnya Ji Yeon mengangkat telepon.
“Ji Yeon a~ Aku ke rumahmu sekarang ya.”
“Jangan!” teriak Ji Yeon spontan.
“Waeyo??”
“A.. aku..”
“Kamu tidak bisa menemaniku?” tebakan Hyomin tepat sasaran.
‘Mianhae Hyomin a~.. Kali ini saja.’ pikir Ji Yeon.
“Mianhae. Perutku sakit sekali. Aku tidak bisa kemana-mana.”
“Salah makan ya?” Hyomin menghela nafas,”Padahal aku ingin kamu menemaniku. Ya sudahlah kalau begitu. Ya~ Bagaimana kalau aku pergi menjengukmu setelah pemotretan?”
“Ah! Aniya. Kamu pasti lelah setelah pemotretan. Lagipula aku ingin tidur seharian. Besok aku ke rumahmu deh.”
“Baiklah. Lekas sembuh ya.”
“Ne. Gomawoyo.” Ji Yeon menutup telepon.
“Fiuh.. Jeongmal Mianhaeyo Hyomin. Aku bukannya lebih memilih Seung Ho daripada kamu. Tapi..”
DRRT.. DRRT..
Ji Yeon melihat hpnya lagi. “Seung Ho?”
“Yobosseyo.”
“Ji Yeon a~ sepertinya aku baru bisa menjemputmu 1 jam lagi.”
“Oh. Tidak apa-apa. Kita bertemu di sana saja.”
“Baiklah kalau begitu. Bye.”


-Hyomin-
Hyomin baru sampai di lokasi pemotretan. Pemotretan pertamanya  berlangsung di sebuah cafĂ©.  
“Hyomin, berpose sealami mungkin! Anggaplah kamu sedang menikmati harimu.”
Hyomin menganggukkan kepala, lalu mencoba sesuai arahan.









Pemotretan berlangsung lancar, Hyomin makin yakin dengan dirinya.
“Bagus, bagus. Kamu boleh istirahat dulu.”
“Kamsahamnida!” Hyomin menundukkan kepala.
Hyomin melihat-lihat sekitar, di sekitar lokasi tersebut ada sebuah taman kecil yang penuh anak-anak. Hyomin tersenyum. Ia memang sangat menyukai anak-anak. Kemudian sesuatu mengagetkannya. Ji Yeon dan Seung Ho berdua di taman.
“Ji Yeon? Seung Ho?”
“Sedang apa mereka?”



-Seung Ho-
Seung Ho melihat sekeliling taman, mencari sosok Ji Yeon. Ia tersenyum saat melihat Ji yeon yang sedang duduk di atas mainan anak-anak itu.
PLOK! Seung Ho menepuk bahu Ji Yeon.
“Kyaa!” Ji Yeon kelihatan kaget sedangkan Seung Ho tertawa terbahak-bahak.
“Ya~! Untung jantungku tidak jatuh ke tanah.” Kata Ji Yeon.
“Mian. Lagipula kamu sepertinya serius banget mainnya.” Seung Ho tertawa lagi.
“Ya~!” wajah Ji Yeon memerah. Kemudian ikut tertawa.















“Hm.. Panas ya.” Kata Seung Ho mendongak ke atas.
“Iya. Mataharinya terik banget.”
“Mau berenang?” ajak Seung Ho.
“Tapi aku tidak bawa baju renang.”
“Banyak kok took yang menjualnya. Gajja.” Kata Seung Ho sambil menarik tangan Ji Yeon.

-Ji Yeon-
 “Seung Ho a~! Cepat!” seru Ji Yeon kegirangan.
Seung Ho tertawa melihat tingkah Ji Yeon yang seperti anak kecil. Seung Ho sangat menyukai tawanya itu.











“Ya~! Jangan terus menyiramku dengan air!” kata Seung Ho yang sudah basah kuyub.
“Haha. Rasakan!”
Seung Ho menyiram balik Ji Yeon dengan air.
Hari yang menyenangkan bagi Ji Yeon. Lebih menyenangkan dari hari-hari kemarin.
Setelah puas berenang, Ji Yeon dan Seung Ho mengambil tempat duduk untuk beristirahat.
“Setelah berenang jadi lapar ya.” Kata Ji yeon.
“Tunggu sebentar.” Seung Ho beranjak dari kursinya lalu pergi. Sepertinya ingin membeli sesuatu.

Tak lama kemudian Seung Ho kembali dengan dua potong cake, sebungkus snack, dan dua gelas minuman.
“Apa ini? Cake?”
“Wae? Aku melihat ada stand yang menjualnya, jadi aku beli. Bukankah kamu suka yang seperti ini.”
“O. Suka sih. Tapi kan tidak cocok dengan suasana di sini. Kenapa mereka menjual cake di kolam renang?” Ji Yeon mengamati cake di depannya.
Seung Ho tertawa melihat Ji Yeon, “Makan juga harus sesuai dengan suasana ya?”
“Tentu!” Ji Yeon tertawa kecil, “Seung Ho a~ ada sesuatu di rambutmu, coba sini.”
Seung Ho mendekatkan wajahnya pada Ji Yeon.
“Ya~! Apa yang.. Aish..” wajah Seung Ho tercoreng krim. Ia segera mencolek krim cakenya kemudian megoleskannya pada wajah Ji Yeon.
“Yaa~!”
Kini wajah mereka penuh dengan krim. Keduanya tertawa terbahak-bahak.
Ji Yeon mengambil hp, lalu memotret wajah Seung Ho yang penuh krim itu.
“Lihat, wajahmu lucu sekali!” seru Ji Yeon.
nya kemudian megoleskannya pada wajah Ji Yeon.
“Yaa~!”
Kini wajah mereka penuh dengan krim. Keduanya tertawa terbahak-bahak.
Ji Yeon mengambil hp, lalu memotret wajah Seung Ho yang penuh krim itu.
“Lihat, wajahmu lucu sekali!” seru Ji Yeon.





 











-Hyomin-

Di sepanjang perjalanan Hyomin terus memikirkan apa yang tadi dilihatnya.
‘Apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka terlihat sangat akrab? Aku bahkan sempat melihat Seung Ho menarik tangan Ji yeon tadi. Kenapa Ji yeon membohongiku?’ Hyomin  tidak habis pikir.
Ji Yeon tidak pernah begini sebelumnya, ia selalu menceritakan semua pada Hyomin.

-Seung Ho-
Seung Ho mengantar Ji Yeon pulang. Keduanya diam, tak dapat berkata-kata.
“Gomawo.’ Kata Ji Yeon turun dari motor Seung Ho. Lalu memberikan helmnya.
“O.” Seung Ho menatap Ji Yeon, “Mianhae..”
“Kenapa minta maaf?” Ji Yeon berusaha tersenyum, “Setelah ini kita masih berteman kan? Bukankah kamu bilang akan menganggapku seperti adik? Berarti aku harus memanggilmu oppa dong.”
Seung Ho tersenyum melihat ocehan panjang Ji Yeon. Melihat sikap Ji Yeon, kini ia yakin Ji Yeon akan baik-baik saja tanpanya.
“Baiklah kalau begitu. Bye ‘oppa’!” seru Ji Yeon sambil tersenyum manis.
Bye.”

-Ji Yeon-

Ji Yeon memasuki apartemennya. Hari ini sangat menyenangkan baginya. Ji Yeon tersenyum, mengingat wajah Seung Ho yang penuh krim tadi, namun senyumnya perlahan hilang teringat hari ini adalah hari terakhir ia bisa bersama Seung Ho. Ia sudah bertekad untuk tidak mencari Seung Ho lagi. Ia bertekad untuk membuang perasaannya pada Seung Ho. Kini ia akan menganggap Seung Ho sebagai teman baiknya, murni sebagai teman.
Air mata mulai menetes di pipinya. Ji Yeon terisak. Ia merebahkan dirinya di kasur. Lalu menangis.

-Hyomin-

“Kenapa tidak diangkat??”
Hyomin mencoba menghubungi Ji yeon berkali-kali namun tak ada sekalipun diangkatnya. Hyomin ingin Ji Yeon menjelaskan padanya apa yang terjadi, ada apa di antara Ji Yeon dan Seung Ho.
Pikirannya penuh dengan kejadian tadi siang.

-Seung Ho-

Seung Ho merasa lelah, namun hari ini sangat menyenangkan baginya.
Saat membuka pintu apartemen, ia melihat Kim Byeol yang tengah terlelap.
“Kim Byeol??” Seung Ho terkejut, setahunya, Kim Byeol akan pulang besok.
Kim Byeol memang punya kunci serap apartemen Seung Ho. Seung Ho mengira-ngira sudah berapa lama Kim Byeol di apartemennya, kemudian ia teringat sesuatu. Segera Seung Ho membuka laci mejanya.
“Syukurlah.” Gumamnya. Ia menatapi foto itu, foto Ji Yeon yang disimpannya. Ia takut Kim Byeol menemukan foto itu.
Seung Ho duduk dan menghela nafas panjang. Menurutnya, waktu terlalu cepat berlalu.
Seung Ho memejamkan matanya, ‘Andai saja waktu dapat diputar kembali.’





“Seung Ho a~ kamu sudah pulang?”
Seung Ho terjaga, “Ah. Ne. Kamu sudah lama di sini.”
“Sejak sore.” Kata Kim Byeol.
“Mian. Aku tidak tahu kamu akan datang. Kenapa tidak meneleponku?”
“Aku ingin membuat kejutan. Hehe.” Kim Byeol tersenyum, “Lapar nih.”
“Kamu belum makan dari tadi??”
Kim Byeol mengangguk.
“Dasar. Kalau begitu, ayo kita cari makan di luar.”
“Ayo!” seru Kim Byeol semangat.












TO BE CONTINUED


No comments:

Post a Comment

Image and video hosting by TinyPic
Protected by Copyscape Duplicate Content Detector